Jumat, 22 Juni 2012
Arti Seorang Sahabat
Cerita remaja ini berawal saat seorang anak SMU yang bernama Rafi sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba ia melihat remaja sebaya sedang naik sepeda lalu jatuh tersungkur tepat di depan rumahnya. Isi tas plastik pemuda itu tumpah dan berhamburan ke luar. Tanpa berpikir panjang, Rafi segera menolongnya. Rafi membantunya berdiri dan mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan di jalan. Semprotan serangga, tali, dan beberapa barang lain yang dibawa remaja itu akhirnya sudah masuk ke dalam tas plastiknya lagi. Rafi juga melihat kaki pemuda itu terluka, maka Rafi memintanya mampir sebentar agar lukanya bisa diobati. Anak ABG itu menyetujuinya dan mereka berdua masuk rumah.
Di dalam rumah, Rafi ngobrol dengan dengan anak SMU itu yang akhirnya diketahui bernama Ridwan. Lama sekali Rafi ngobrol dengan Ridwan, mereka menjadi akrab dalam sekejab, mungkin karena umur mereka yang hampir sama. Mereka berbicara tentang sekolah, hobi, guru, dan hal-hal lain yang biasa diceritakan remaja SMU. Semenjak peristiwa itu, mereka berdua menjadi akrab dan saling bersahabat.
Sabtu, 10 Maret 2012
Budaya Batak Untuk Semua Kalangan
TRIBUN-MEDAN.com- Pagelaran yang mengangkat seni budaya, tepatnya budaya Batak ternyata masih memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Apalagi pagelaran musik tersebut dilakukan ditanah kelahiran, dipastikan semua yang memiliki darah batak dari segala kalangan akan menyaksikan musik tradisional yang dimainkan secara apik ini. Inilah yang terlihat saat acara Batak Night yang diselenggarakan di The View Swiss Bell Hotel Medan, Jumat malam( 9/3).
Acara itu dipenuhi dengan berbagai aksesoris yang bercirikan Batak. Mulai dari aksesoris yang digunakan karyawan yang dibalut ulos, tata panggung yang juga bermotif ulos, hingga makanan yang disajikan, seperti kue lapet, ombus-ombus, dan kacang goreng. Dan jangan heran, bila musik yang didengarkan pun berupa musik Batak. "Batak Night ini digelar karena kita menyadari darah batak itu sangat kental mengalir, dan tentu saja ini sebagai pertunjukkan untuk meningkatkan dan membangkitkan rasa bangga akan budaya Batak," ujar Direktur Utama Batak Nature (selaku penyelenggara), Paulina Ginting.
Selasa, 14 Februari 2012
Parmalim ; Sesatkah??
“Marpangkirimon do na mangoloi jala na mangulahon patik ni Debata, jala dapotna do sogot hangoluan ni tondi asing ni ngolu ni diri on.”
-Pantun ni Ugamo MalimSecara implisit, inilah yang menjadi ajaran suci keyakinan Ugamo Malim atau lebih dikenal dengan Parmalim di Tanah Batak sejak turun temurun, seperti yang dikatakan Raja Marnakkok Naipospos selaku Ulu Punguan (pemimpin spiritual) Parmalim terbesar di Desa Hutatinggi Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir.
Manusia yang mematuhi dan mengikuti ajaran Tuhan dan melakukannya dalam kehidupannya, memiliki pengharapan kelak ia akan mendapat kehidupan roh suci nan kekal.
-Kata bijak Ugamo Malim
Menurut beberapa pandangan ilmuwan sosial, sebenarnya Ugamo Malim layak menjadi sebuah agama resmi. Alasannya ialah dalam ajaran aliran ini juga terdapat nilai-nilai religius yang bertujuan menata pola kehidupan manusia menuju keharmonisan, baik sesama maupun kepada Pencipta. Dan secara ilmu sosial tujuan ini mengandung nilai luhur.
Hanya saja, peraturan pemerintah membantah advokasi tersebut dengan alasan masih adanya berbagai kejanggalan. Misalnya, ketidakadaan dokumen sejarah yang jelas mengenai kapan Parmalim pertama kali diyakini sebagai sebuah kepercayaan di Tanah Batak. Alasan lain, yang tentu saja mengacu pada persepsi umum adalah ketidakadaan kitab suci dan nabi yang jelas berdasarkan kitab suci, yang apabila ada. Di samping itu masih saja ada persepsi masyarakat yang mengatakan bahwa ajaran Parmalim adalah ajaran sesat.
Ormas Berulah
Tak jarang kita sering dibuat gregetan oleh ormas yang berulah
Apalagi akhir-akhir ini kita selalu dihiasi oleh pemberitaan televisi tentang situasi politik negara kita yang akhir-akhir ini selalu disibukkan dengan kata "tandingan"
Salah satu ormas yang tergiur untuk menggunakan kata 'tandingan' tersebut adalah FPI = Front pembela islam.
Dijakarta FPI berulah dengan membuat Gubernur DKI tandingan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tidak banyak berkomentar soal aksi Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) yang melantik Fahrurrozi Ishaq sebagai "Gubernur Masyarakat Jakarta" di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (1/12/2014).
"Enggak usah dikomentarinlah," ujar Ahok, di Balaikota Jakarta, Senin (1/12/2014).
Apalagi akhir-akhir ini kita selalu dihiasi oleh pemberitaan televisi tentang situasi politik negara kita yang akhir-akhir ini selalu disibukkan dengan kata "tandingan"
Salah satu ormas yang tergiur untuk menggunakan kata 'tandingan' tersebut adalah FPI = Front pembela islam.
Dijakarta FPI berulah dengan membuat Gubernur DKI tandingan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tidak banyak berkomentar soal aksi Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) yang melantik Fahrurrozi Ishaq sebagai "Gubernur Masyarakat Jakarta" di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (1/12/2014).
"Enggak usah dikomentarinlah," ujar Ahok, di Balaikota Jakarta, Senin (1/12/2014).
Penolakan FPI : Belajar dari Dayak - Indonesia Tanpa FPI
Inspirasi itu datang dari suku Dayak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Lima ribuan warga Dayak turun ke jalan
menolak kehadiran Front Pembela Islam (FPI) di daerah mereka. Di spanduk
tertera jelas: penolakan bukan soal agama, tapi karena FPI identik
dengan kekerasan dan anarkisme. Empat pengurus FPI yang sudah tiba di
bandara lantas dihadang dan diusir. Ujungnya, pembentukan FPI di
Kalimantan Tengah dibatalkan.
FPI mutung, lantas menuntut pengusutan
atas pengusiran ini. FPI bahkan mencoba mengaitkan urusan etnis dengan
agama. FPI mengklaim telah menjadi korban serta siap melaporkan Gubernur
Kalimantan Tengah karena membiarkan terjadinya kekerasan. Massa yang
menolak FPI juga dianggap telah menghancurkan pilar negara: Pancasila,
konstitusi, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sabtu, 11 Februari 2012
Prestasi Anggota DPR Nol
Prof. Sofjan: Prestasi Anggota DPR Nol
Eddi Santosa - detikNews
Den Haag - Apa prestasi DPR yang bisa dibanggakan? Nol. Prestasinya hanya merekayasa anggaran untuk kepentingan diri sendiri. Hal itu disampaikan Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA kepada detikcom di Den Haag, Sabtu (11/2/2012), menyikapi perkembangan mutakhir tentang perilaku elite politik di tanah air. Menurut Sofjan, konstitusi setiap negara demokratis selalu mencantumkan lembaga parlemen sebagai perwakilan dan penyambung lidah rakyat dalam mengemban tugas legislasi, anggaran dan pengawasan dalam berbangsa dan bernegara.
"Namun sayangnya, di Indonesia tugas mulia itu semua telah diperkosa oleh para anggota DPR baik secara individu maupun kelembagaan. Terlalu banyak anggota DPR terlibat berbagai kasus kriminal, mulai dari pembohongan politik sampai penyalahgunaan jabatan," ujar Sofjan.
Rabu, 01 Februari 2012
Ketegasan SBY, Kunci Penyelesaian GKI Yasmin
Ketegasan Presiden akan kasus yang membelit GKI Yasmin dinilai mampu menjadi jalan tengah bagi keadilan yang telah lama dinantikan oleh para jemaat gereja tersebut.
Pernyataan tersebut diucapkan oleh Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Indah Kurniati, yang turut hadir dalam aksi damai jemaat GKI Yasmin yang melakukan ibadahnya didepan Istana Negara, hari ini.
"Saya sih capek yah kenapa ini berlarut-larut masalahnya, saya rasa ini hanya perlu ketegasan presiden dan menteri-menterinya yang terkait untuk melakukan tindakan yang tegas terhadap walikota tersebut," ujar Indah.
Presiden juga diminta untuk melakukan suatu hal yang menghentikan bentrokan antarumat beragama ini.
Kehadiran Indah dalam aksi yang digelar oleh Jemaat GKI Yasmin ini semata-mata untuk mengawal dan menunjukkan sikap para anggota DPR turut bersimpati atas kasus yang menimpa salah satu tempat peribadatan itu.
"Saya hanya heran ini kok seolah-olah berada di bukan bagian NKRI. Ini seperti di belahan negara lain yang tidak menerima keberagaman umat beragama," jelasnya.
"Ini seperti di belahan negara lain yang tidak menerima keberagaman umat beragama."
Ketegasan Presiden akan kasus yang membelit GKI Yasmin dinilai mampu menjadi jalan tengah bagi keadilan yang telah lama dinantikan oleh para jemaat gereja tersebut.
Pernyataan tersebut diucapkan oleh Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Indah Kurniati, yang turut hadir dalam aksi damai jemaat GKI Yasmin yang melakukan ibadahnya didepan Istana Negara, hari ini.
"Saya sih capek yah kenapa ini berlarut-larut masalahnya, saya rasa ini hanya perlu ketegasan presiden dan menteri-menterinya yang terkait untuk melakukan tindakan yang tegas terhadap walikota tersebut," ujar Indah.
Presiden juga diminta untuk melakukan suatu hal yang menghentikan bentrokan antarumat beragama ini.
Kehadiran Indah dalam aksi yang digelar oleh Jemaat GKI Yasmin ini semata-mata untuk mengawal dan menunjukkan sikap para anggota DPR turut bersimpati atas kasus yang menimpa salah satu tempat peribadatan itu.
"Saya hanya heran ini kok seolah-olah berada di bukan bagian NKRI. Ini seperti di belahan negara lain yang tidak menerima keberagaman umat beragama," jelasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)