Love - Setara
Institute melakukan penelitian dan penilaian terhadap 94 kota di Indonesia
dalam hal mempromosikan dan mempraktikkan toleransi beragama. Penelitian itu
dilakukan dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang dirayakan
setiap 16 November.
Direktur Riset Setara Institute, Ismail Hasani, mengatakan,
penilaian ini bertujuan mempromosikan kota-kota yang dianggap berhasil
membangun dan mengembangkan toleransi (beragama) di wilayahnya
masing-masing.
"Sehingga dapat menjadi pemicu bagi kota lainnya untuk
turut bergegas mengikuti, membangun, dan mengembangkan toleransi beragama di
wilayahnya," ujar Ismail Hasani dalam sebuah konferensi pers di Jakarta,
Senin, 16 November 2015.
Penelitian yang dilakukan sejak Agustus hingga Oktober 2015 ini
mengukur tingkat toleransi beragama dari masing-masing kota dari empat variabel
utama, yakni regulasi pemerintah, tindakan pemerintah, regulasi sosial atau
peristiwa dan juga demografi agama.
"Penelitian juga dilakukan terhadap tindakan positif
pemerintah kota dalam mempromosikan toleransi, baik yang tertuang dalam
kebijakan, pernyataan resmi, respons atas peristiwa, maupun membangun budaya
toleransi masyarakat," kata Ismail.
Ia menjelaskan, penelitian dilakukan untuk memeriksa seberapa
besar kebebasan beragama yang dijamin di setiap daerah, mengingat masih
banyaknya kasus pelanggaran kebebasan beragama yang ditemukan di Indonesia.
Semakin pemerintah tidak turun tangan untuk mengatasi suatu kasus toleransi,
maka akan semakin tidak toleran kota tersebut.
Berikut ini peringkat tertinggi kota paling toleran dalam
beragama:
1. Pematang Siantar
2. Salatiga
3. Singkawang
4. Manado
5. Tual
6. Sibolga
7. Ambon
8. Sorong
9. Pontianak
10. Palangkaraya
Sementara itu kota paling tidak toleran di Indonesia adalah sbb,
1. Bogor
2. Bekasi
3. Banda Aceh
4. Tangerang
5. Depok
6. Bandung
7.
Serang
8. Mataram
9. Sukabumi
10. Banjar dan Tasikmalaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar