Setiap
tahun tiap bulan Ramadhan selalu ada aturan dan himbauan bahwa tempat makan dan
tempat hiburan mesti tutup pada waktu-waktu tertentu bahkan tak jarang harus
tutup total.
Himbauan
tersebut tak jarang menimbulkan Kontroversi bukan hanya dikalangan Islam
sendiri yang melaksanakan puasa tapi juga antara yang puasa dan tidak
menjalankan puasa.
Baik
memang mengikuti dan patuh terhadap ajaran agama dimana bagi sebagian orang
bahwa mengikuti apa yang diperintahkan oleh agama akan memberikan pahala yang
besar dan akan berdampak kelak di sorga. Namun bulan ramadhan bukanlah hanya
sekedar menahan lapar(tidak makan) dan haus(tidak minum) saja tapi lebih
daripada itu yang lebih penting sebenarnya adalah menahan hawa nafsu kita
sebagai manusia. Artinya disaat puasa yang terpenting adalah bukan hanya
mengalahkan nafsu daging kita saja tapi lebih dari itu adalah mengalahkan nafsu
roh/batin kita.
Selama
bulan ramadhan banyak terjadi kasus-kasus penutupan warung-warung makan hampir
diseluruh indonesia yang dilakukan oleh ormas-ormas islam bahkan tak jarang
dibantu oleh aparat pemerintahan seperti satpol PP. Hemm...sepertinya
difasilitasi memang..:)
Bahkan
tak jarang pula tindakan-tindakan yang dilakukan oleh ormas-ormas yang dibantu
oleh aparat pemerintahan ini dilakukan dengan kekerasan, seperti menghancurkan
warung-warung makan yang buka disiang hari. Bahkan tempat-tempat hiburan
seringkali menjadi sasaran massa ormas yang melakukan Sweeping.
Herannya
aksi sweeping ormas-ormas ini seringkali dilakukan siang hari, menjadi
pertanyaan adalah mereka puasa gak yaa?? Karena yang melakukan aksi sweeping
tersebut adalah ormas islam sendiri yang massanya juga beragama islam dan dalam
aksinya mereka sangat emosi dan marah menuntut supaya umat islam selama bulan
puasa dihargai karena sedang menjalankan ritual agama yang sangat sakral.
Pertanyaan
berikutnya adalah jika mereka dalam aksinya emosi dan marah sementara mereka
sendiri sedang puasa, apakah puasanya sah atau batal??
Janganlah
karena emosi dan marah puasa kita sendiri jadi batal, inilah yang saya sebut
tadi diatas bahwa kita bukan hanya harus menahan lapar dan haus(urusan perut)
tapi lebih daripada itu yang terpenting adalah menaklukkan nafsu-nafsu yang
bersifat rohani seperti marah, emosi, iri hati, benci, munafik, berbohong,
memfitnah, dll.
Ormas
harusnya ikut menjaga ketertiban bukan malah anarkis yang berakibat keamanan
dan kenyamanan jadi terganggu. Dengan dalil ingin dihargai, ingin dihormati
saat berpuasa bukan berarti kita bisa semena-mena dengan orang lain. Masyarakat
sebenarnya sudah terlalu lama geram dan resah atas aksi-aksi kekerasan dan
anarkisme organisasi massa beratribut keagamaan yang selama ini sepertinya
dibiarkan saja berbuat apa yang menurut mereka benar.
Mungkin
sudah saatnya mindset kita diubah bahwa yang membutuhkan dihargai dan dihormati
bukan saja yang berpuasa tapi juga yang tidak berpuasa butuh hak-haknya dihargai dan dihormati. Karena yang tidak
berpuasa juga perlu makan dan minum, bagi masyarakat yang berjualan juga perlu
uang untuk kebutuhan hidupnya tapi itupun harus dengan mengikuti aturan yang
ada.
Alangkah
indahnya jika kita saling menghargai dan menghormati.
Kita
memang berhak dihargai tapi jangan gila penghargaaan,
Kita
memang berhak dihormati tapi jangan gila hormat,
Kita
memang berhak untuk dihargai dan dihormati tapi kita juga punya kewajiban untuk
menghargai dan menghormati orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar