Selasa, 07 Juni 2016

Puasa, Bulan yang ingin selalu dihargai

Setiap tahun tiap bulan Ramadhan selalu ada aturan dan himbauan bahwa tempat makan dan tempat hiburan mesti tutup pada waktu-waktu tertentu bahkan tak jarang harus tutup total.
Himbauan tersebut tak jarang menimbulkan Kontroversi bukan hanya dikalangan Islam sendiri yang melaksanakan puasa tapi juga antara yang puasa dan tidak menjalankan puasa.
Baik memang mengikuti dan patuh terhadap ajaran agama dimana bagi sebagian orang bahwa mengikuti apa yang diperintahkan oleh agama akan memberikan pahala yang besar dan akan berdampak kelak di sorga. Namun bulan ramadhan bukanlah hanya sekedar menahan lapar(tidak makan) dan haus(tidak minum) saja tapi lebih daripada itu yang lebih penting sebenarnya adalah menahan hawa nafsu kita sebagai manusia. Artinya disaat puasa yang terpenting adalah bukan hanya mengalahkan nafsu daging kita saja tapi lebih dari itu adalah mengalahkan nafsu roh/batin kita.
Selama bulan ramadhan banyak terjadi kasus-kasus penutupan warung-warung makan hampir diseluruh indonesia yang dilakukan oleh ormas-ormas islam bahkan tak jarang dibantu oleh aparat pemerintahan seperti satpol PP. Hemm...sepertinya difasilitasi memang..:)

Bahkan tak jarang pula tindakan-tindakan yang dilakukan oleh ormas-ormas yang dibantu oleh aparat pemerintahan ini dilakukan dengan kekerasan, seperti menghancurkan warung-warung makan yang buka disiang hari. Bahkan tempat-tempat hiburan seringkali menjadi sasaran massa ormas yang melakukan Sweeping.

Herannya aksi sweeping ormas-ormas ini seringkali dilakukan siang hari, menjadi pertanyaan adalah mereka puasa gak yaa?? Karena yang melakukan aksi sweeping tersebut adalah ormas islam sendiri yang massanya juga beragama islam dan dalam aksinya mereka sangat emosi dan marah menuntut supaya umat islam selama bulan puasa dihargai karena sedang menjalankan ritual agama yang sangat sakral.
Pertanyaan berikutnya adalah jika mereka dalam aksinya emosi dan marah sementara mereka sendiri sedang puasa, apakah puasanya sah atau batal??
Janganlah karena emosi dan marah puasa kita sendiri jadi batal, inilah yang saya sebut tadi diatas bahwa kita bukan hanya harus menahan lapar dan haus(urusan perut) tapi lebih daripada itu yang terpenting adalah menaklukkan nafsu-nafsu yang bersifat rohani seperti marah, emosi, iri hati, benci, munafik, berbohong, memfitnah, dll.

Ormas harusnya ikut menjaga ketertiban bukan malah anarkis yang berakibat keamanan dan kenyamanan jadi terganggu. Dengan dalil ingin dihargai, ingin dihormati saat berpuasa bukan berarti kita bisa semena-mena dengan orang lain. Masyarakat sebenarnya sudah terlalu lama geram dan resah atas aksi-aksi kekerasan dan anarkisme organisasi massa beratribut keagamaan yang selama ini sepertinya dibiarkan saja berbuat apa yang menurut mereka benar.

Mungkin sudah saatnya mindset kita diubah bahwa yang membutuhkan dihargai dan dihormati bukan saja yang berpuasa tapi juga yang tidak berpuasa butuh hak-haknya dihargai dan dihormati. Karena yang tidak berpuasa juga perlu makan dan minum, bagi masyarakat yang berjualan juga perlu uang untuk kebutuhan hidupnya tapi itupun harus dengan mengikuti aturan yang ada.
Alangkah indahnya jika kita saling menghargai dan menghormati.

Kita memang berhak dihargai tapi jangan gila penghargaaan,
Kita memang berhak dihormati tapi jangan gila hormat,

Kita memang berhak untuk dihargai dan dihormati tapi kita juga punya kewajiban untuk menghargai dan menghormati orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar